Tujuan Penyaliban Yesus
Dalam
bukunya yang berjudul "Receive Your Healing", Colin Urquhart berbicara
tentang menerima segala sesuatu yang disediakan oleh Bapa melalui Salib
Yesus dalam hidup kita. Banyak di antara kita memandang teologi sebagai
sebuah pelajaran sejarah yang hebat. Akan tetapi, Perjanjian Baru
memperjelas bahwa kita diharapkan mengakui semua pencapaian dan
pemeliharaan berasal dari Salib. Semua itu menjadi nyata oleh karya Roh
Kudus.
Iman berarti mengakui apa yang Bapa tawarkan kepada kita melalui
pengorbanan Anak-Nya. Colin menguraikan hal tersebut demikian: "Ketika
menerima roti perjamuan, saya seharusnya berkata seperti ini -- 'Tuhan,
aku percaya bahwa saat aku makan roti ini, aku telah menerima segala
kebaikan tubuh Kristus. Terima kasih atas semua kekuatan dan kesembuhan
jasmani yang kuterima oleh karena bilur-bilur-Nya. Aku bersyukur untuk
pemeliharaan-Mu atas segala kebutuhanku yang telah dipenuhi melalui
anugerah-Mu yang melimpah.'"
Ini merupakan sebuah tindakan yang nyata dan kasat
mata dalam menerima kebaikan Allah. Di dalamnya terkandung pengakuan
bahwa sekarang Allah mengirimkan Roh-Nya untuk menghadirkan kepada kita
kebaikan Kalvari seutuhnya. Penerapan Salib dalam kehidupan, saya alami
secara langsung dan secara pribadi melalui iman. Ada berbagai peristiwa
dalam hidup yang membuat saya perlu kembali ke Kalvari, untuk melihat
bahwa setiap kebutuhan telah dipenuhi dalam kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus. Setan ingin kita hidup dalam kondisi tidak percaya dan
putus asa, serta berhenti memercayai bahwa Bapa sanggup memenuhi
kebutuhan kita. Akan tetapi, Allah telah membuat janji maupun
prinsip-Nya di Salib Kalvari. Jika Allah gagal memelihara umat-Nya dalam
memenuhi kebutuhan mereka -- baik dalam hal rohani, jasmani, maupun
materi; Dia tentunya akan menyangkal pekerjaan yang telah
disempurnakan-Nya melalui Anak-Nya (2 Petrus 1:3).
Tujuan Bapa adalah memperkaya kita dengan setiap cara
yang sudah dikerjakan-Nya untuk kita dalam penyaliban Yesus (2 Korintus
8:9). Kita tidak boleh goyah dalam memercayai pekerjaan yang telah
diselesaikan Kristus pada setiap detik dalam kehidupan kita sehari-hari.
Marilah kita mengingatkan diri kita sendiri terhadap segala kebaikan
yang dilepaskan kepada kita, melalui kematian dan kehidupan Yesus.
1. Pengampunan
Menyalahkan diri sendiri adalah ciri-ciri yang biasa
kita lakukan dalam pengalaman kita sebagai manusia. Kenyataan bahwa kita
gagal dan tekanan yang dirasakan tatkala berinteraksi dengan orang lain
acap kali menimbulkan perasaan bahwa kita tidak berharga dan tidak
mampu. Padahal, pengampunan adalah sebuah fakta. Di dalam Kristus, Allah
telah menebus semua dosa kita. Apabila kita datang kepada Dia dalam
pertobatan dan pengakuan, Dia selalu bersedia membasuh hati kita dan
memberi kita perasaan merdeka dan baru, yang merupakan hak kita melalui
kematian Juru Selamat kita.
Menerima pengampunan tidak sama dengan yang
disebutkan orang-orang kudus dahulu, yaitu kebenaran yang sah dan
penting. Namun, setan tidak pernah membiarkan kita berpikir demikian. Ia
mempermainkan perasaan kita yang lemah dan berusaha membawa kita
kembali pada hati yang merasa dihukum dan terbelenggu. Sebagai
konsekuensinya, banyak orang percaya tidak pernah menikmati kemerdekaan
mereka sepenuhnya sebagai anak-anak Allah. Gagasan bahwa dalam beberapa
hal kita perlu menebus dosa-dosa kita sendiri, bertolak belakang dengan
ajaran Kitab Suci tentang karya di Kalvari. Yesus telah membayar semua
utang kita dan kita tinggal menerima pengampunan sepenuhnya di dalam
Dia.
2. Pemeliharaan
Saya sering kembali ke Kalvari ketika situasi tampak
sulit. Ada saatnya setan mencoba membisiki hati saya bahwa Allah telah
meninggalkan saya. Terkadang, ia mencoba meyakinkan saya bahwa Bapa
tidak memedulikan saya. Percaya kepada Allah yang tidak dapat dilihat
adalah sia-sia. Hidup di dunia sekuler yang materialistis, terkadang
membuat saya tidak memiliki keberanian yang cukup untuk memercayai Allah
yang hidup.
Iblis tidak keberatan bila kita percaya kepada Allah,
selama Allah tidak melakukan apa-apa. Hati manusia mendambakan sesuatu
yang dapat mengisi kekosongan rohaninya. Akibatnya, mereka yang menolak
Allah yang dinyatakan dalam Yesus, cenderung mengganti-Nya dengan allah
buatan mereka sendiri. Tujuan setan ialah menghancurkan hubungan yang
dilandasi rasa percaya yang dihadirkan Roh Kudus ke dalam hati kita,
ketika kita dilahirkan kembali oleh kuasa-Nya. Melalui Roh itu, kita
mengenal Allah sebagai Bapa kita, dan datang kepada-Nya dengan iman dan
kepercayaan yang sederhana (Roma 8:15-16).
Lalu, apa hubungannya antara Salib dan kepercayaan
kita bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita sehari-hari? Paulus
menjelaskan hal ini dalam Roma 8:32. Ini bukan Injil kemakmuran, yang
menawarkan kita sebuah cara licik untuk menjadi kaya. Ini semata-mata
rasa percaya yang timbul, karena kita mengenal hati Bapa yang telah
memenuhi kebutuhan kita yang terbesar, melalui kasih Anak-Nya yang telah
mengorbankan diri-Nya sendiri. Dia seperti apa yang dikatakan oleh
Yakobus -- Pemberi setiap anugerah yang baik dan sempurna, Bapa segala
terang; pada-Nya tidak ada perubahan.
3. Kemenangan
Melalui kematian-Nya, Yesus meraih kemenangan bagi
kita atas musuh-musuh besar kita: dunia, dosa, dan maut. Setan
senantiasa mencoba membuat kita kalah dan lemah melalui cara-cara ini.
Kita perlu jelas akan kemenangan kita di dalam Dia, sehingga kita
sanggup mengalahkan setiap serangan.
Dia Telah Mengalahkan Dosa
Yesus mengalahkan dosa ketika Dia mengalahkan maut.
Maut adalah akibat dosa yang bekerja di dalam kita. Bagaimanapun juga,
senjata-senjata setan dalam bentuk perasaan bersalah dan ketakutan,
dibuat menjadi tidak berpengaruh lagi dalam kehidupan orang percaya,
yang berdiri teguh pada karya Salib yang telah selesai.
Dia Telah Mengalahkan Dunia
Dunia di sini bukan mengacu kepada ciptaan Allah yang
indah atau segala hal baik yang sudah disediakan Bapa untuk dinikmati
anak-anak-Nya. Menurut Yohanes hal-hal duniawi mencakup keinginan
daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Dunia
yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah sistem kejahatan yang sudah
meresap ke dalam masyarakat, menuntun laki-laki dan perempuan ke dalam
kegelapan dan menjauh dari Allah. Namun, Kristus telah mengalahkan
pemerintah dan penguasa kegelapan dunia ini, sehingga kita dapat berbagi
bersama kemenangan-Nya hari ini (1 Yohanes 5:4-5).
Dia Telah Mengalahkan Setan
Salib adalah perubahan dan pertempuran besar antara
kuasa setan dan kuasa Allah. Segala sesuatu yang mengalir kepada kita
dari Salib, menimbulkan perubahan besar karena Yesus sudah meraih
kemenangan. Kemenangan itu tidak dicapai di suatu sudut rahasia, tetapi
di sebuah tempat yang dapat dilihat oleh mata semua orang. Ketika Yesus
berseru, "Sudah selesai!" Dia tidak sedang menjerit karena putus asa,
tetapi sedang memproklamasikan secara terbuka kemenangan Allah yang luar
biasa. Paulus membuatnya lebih jelas, karena Yesus sudah mengalahkan
segala bentuk kuasa kegelapan. Hal itu bukan lagi sebuah ancaman bagi
mereka yang berdiri di dalam iman (Kolose 2:13-15).
4. Kesembuhan
Tiga fakta utama meyakinkan saya bahwa kesembuhan
tubuh merupakan bagian dari tujuan Bapa di Kalvari. Pertama, Allah sudah
menetapkan prinsip kesembuhan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
Kendati tubuh Yesus memar, berdarah, dan hancur akibat pencambukan dan
penyaliban, serta wajah-Nya kotor oleh tanah kuburan, Dia berdiri di
samping kubur dalam keadaan pulih dan kuat. Ya, memang ada luka-luka
pada kedua tangan dan pinggang-Nya, yang mendorong Tomas tersungkur
untuk menyembah. Namun demikian, Tuhan sudah menang dengan utuh dan
gemilang. Kesembuhan tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan keselamatan
dan perwujudan Kerajaan Allah di bumi. Kita memang belum melihat
Kerajaan itu dengan segala kemuliaannya; tetapi saat Yesus memerintah
dengan penuh kuasa, barulah kita akan melihatnya.
Kedua, kitab Injil dengan jelas menunjukkan bahwa
kesembuhan jasmani adalah bagian dari karya Kalvari. Hal ini disediakan
melalui penebusan dosa, lebih daripada kesembuhan itu sendiri. Artinya,
kita perlu melatih iman atau hidup dengan benar, sehingga kesembuhan
dapat mengalir dari pemeliharaan dasar yang disediakan Salib. Ada sebuah
rahasia mengapa kita tidak selalu mengalami kesembuhan, tetapi hal ini
tidak menghentikan kita untuk berdoa dengan iman sambil memercayai
Tuhan. Matius menceritakan bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua
Petrus yang menderita demam dan menyembuhkan banyak orang lain pada
malam itu. Dia mengutip, Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh Nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan
menanggung penyakit kita." (Matius 8:17 -- Yesaya 53:4) Bukan saja
merupakan salah satu sifat dasar Allah untuk menyembuhkan, namun Bapa
memang punya tujuan untuk memasukkan kesembuhan ke dalam karya Salib.
Yesus mati bukan hanya untuk menyelamatkan jiwa, tetapi untuk manusia
secara utuh: roh, jiwa, dan tubuh.
Ketiga, banyak orang Kristen masa kini menyaksikan
kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan. Seperti banyak orang lain, saya
dididik untuk memercayai bahwa kesembuhan diutamakan untuk jemaat
mula-mula, dan sekarang kita dibiarkan untuk menerima sakit-penyakit
sebagai bagian dari penderitaan orang Kristen. Kita memahami Kalvari
dengan versi yang sudah dipotong, sebuah Injil yang hanya menyentuh
masalah dosa dan bukan sakit-penyakit.
Puji Tuhan, saya mendapat kesempatan untuk melihatnya
dengan cara yang lain! Kitab Injil memperjelas bahwa keselamatan adalah
untuk manusia secara utuh. Bapa ingin kita mengerti dampak keselamatan
Salib di dalam seluruh keberadaan kita. Tubuh kita merupakan bait suci
Roh Kudus, dan Dia ingin kita sekarang hidup dalam kebaikan dan kuasa
dari hidup kekal. Kesembuhan jasmani sendiri bukan Kabar Baik, tetapi
hanya merupakan sebagian dari Kabar Baik secara utuh.
Sekarang dan Belum
Meskipun Salib merupakan pertemuan yang menentukan
dalam pertempuran antara yang baik dan yang jahat, masih ada sebuah
peperangan yang sedang berlangsung! Inilah alasannya mengapa kita tidak
mengalami kesembuhan penuh sepanjang waktu. Walaupun demikian, Allah
memanggil kita untuk melatih iman dengan ketaatan yang bertanggung jawab
dalam setiap bagian hidup kita. Kita mudah jatuh ke dalam dosa dan
sering tidak mengerti mengapa kita tidak mendapatkan semua yang kita
minta dan inginkan. Akan tetapi, setiap mukjizat dari kasih karunia
Allah adalah sebuah janji yang mengacu pada apa yang akan terjadi
sepenuhnya, ketika Yesus datang dalam kemuliaan Kerajaan-Nya.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku | : | Explaining the Cross |
Judul buku terjemahan | : | Kuasa Salib |
Judul asli artikel | : | Kebaikan Salib Sepenuhnya |
Penulis | : | Bob Gordon |
Penerjemah | : | Lily Christianto |
Penerbit | : | PBMR ANDI, Yogyakarta 2004 |
Halaman | : | 37 -- 47 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar